Thursday, 11 April 2013

Sesama Pemimpin harus Saling Mendukung

Mangubay - Mari kita berbicara masalah politik. Sesama pemimpin, memang seharusnya tidak saling serang, saling menyalahkan dan sebagainya. Sesama pemimpin sudah seharusnya saling mendukung dan saling memberi masukan, apalagi pemimpin-pemimpin tersebut bertugas untuk wilayah yang sama - Indonesia. Walaupun tingkatan yang mereka pimpin berbeda. Senggol dikit dari berita Pujian dan Serangan SBY kepada Jokowi, ini menarik juga.

"Apa yang dilakukan Gubernur Jokowi kemarin yang turun langsung ke daerah-daerah di Jakarta, beliau (Presiden) mendukung Pak Jokowi agar Jakarta menjadi kota yang bersih dan indah,"  - Julian

Betul sekali, sebagai seorang atasan, Bapak Presiden memang harus mendukung hal-hal yang positif dari apa yang dilakukan Jokowi. Blusukan ini sudah diapresiasi warga Jakarta, ya moso presidennya ga mengapresiasi???

Nah, ini dia statement selanjutnya:

"Jangan dikaitkan dengan politik. Saya ingatkan politisi, kolega-kolega saya, janganlah mendorong sesuatu yang bisa jadi bom waktu, harus rasional, jernih. Populisme membabi buta tidak baik. Keberpihakan pada kaum lemah, ya. Tapi harus dengan cara cerdas," - SBY

Yang menjadi pertanyaan untuk saya, cara cerdas itu seperti apa? Selama ini upah minimum tidak proporsional dengan harga-harga kebutuhan pokok. Mungkin itu yang menjadi pertimbangan Pa Jokowi untuk menaikkan UMP. Memang, di sisi lain pihak pengusaha akan merasa keberatan karena mereka harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk proses produksi. Dan mungkin, pengusaha akan melakukan pemangkasan jumlah tenaga kerja. Tapi apakah dengan memangkas tenaga kerja itu benar-benar membantu? Menurut hemat saya, dengan berkurangnya jumlah tenaga kerja, volume produksi pun akan berkurang - pengangguran bertambah. Atau pengusaha tetap mempertahankan jumlah tenaga kerja,  tapi akibatnya Harga Pokok Produksi akan meningkat - harga kebutuhan meningkat - tenaga kerja minta naik gaji lagi.

Hal ini seperti lingkaran hitam yang tidak akan pernah putus. Tenaga kerja minta naik gaji -> biaya produksi meningkat -> harga jual meningkat -> biaya hidup masyarakat meningkat -> tenaga kerja minta naik gaji lagi.

Jadi, apakah kebijakan Pa Jokowiitu cerdas? Kita lihat saja nanti, apakah "bom waktu" itu akan meledak atau tidak. Atau mungkin ada pihak lain yang mempunyai solusi yang lebih cerdas.

Related Articles

0 comments:

Post a Comment